JAKARTA – Rupiah harus berbalik drop pada perdagangan Senin (26/8) pagi meski pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell, tidak memberikan arah pasti mengenai kebijakan moneter AS. Menurut data Bloomberg Index, mata uang Garuda membuka transaksi dengan melemah 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.245 per dolar AS, setelah akhir pekan (23/8) kemarin berakhir di posisi Rp14.215 per dolar AS.
Dalam simposium bank sentral global di Jackson Hole pada Jumat waktu setempat, Powell menuturkan bahwa The Fed akan bertindak sepantasnya dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS. Powell tidak memberi sinyal akan kembali memangkas suku bunga acuan pada rapat bulan September dan justru menyebut ekonomi AS saat ini sedang berada dalam posisi baik.
Namun, menurut analis Valbury Asia Futures, Lukman Leon, pernyataan Powell tersebut tidak memberikan arah pasti mengenai kebijakan moneter di Negeri Paman Sam. Hal ini membuat dolar AS bertahan di pergerakan konsolidasi dengan kecenderungan menguat. Greenback sendiri terpantau menguat tipis 0,064 poin atau 0,07% ke level 97,794 pada pukul 08.19 WIB.
Senada, ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, pun mengatakan bahwa lantaran belum ada keputusan pasti mengenai arah moneter AS, kurs rupiah masih berpotensi bergerak sideways. Apalagi, notulen rapat FOMC yang terbaru juga tidak memperlihatkan outlook The Fed ke depan. “Yang pasar tunggu adalah arah kebijakan The Fed, tetapi belum ada pernyataan pasti,” ujar Reny.
Tidak jauh berbeda, ekonom Pefindo, Fikri C. Permana, mengatakan bahwa pada awal pekan ini, mata uang domestik diprediksi berada dalam tekanan seiring dengan eskalasi perang dagang antara AS dan China. Kendati demikian, rupiah tetap memiliki sentimen positif yang dapat menahan untuk tidak terdepresiasi cukup dalam.
“Jika melihat sentimen yang tengah bergulir, kemungkinan besar rupiah akan bergerak terdepresiasi seiring dengan pergerakan aset investasi berisiko lainnya,” tutur Fikri. Dilansir Bisnis. “Namun, indikasi penurunan suku bunga acuan AS oleh Jerome Powell dapat menahan penekanan rupiah lebih lanjut. Jadi walau akan berat dengan sentimen negatif yang bergulir, rupiah masih memiliki sentimen positif.”