JAKARTA – Investor yang kembali tertarik terhadap pasar Indonesia di tengah pandemi virus corona membuka jalan bagi rupiah untuk melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (13/4) pagi. Menurut data Bloomberg Index, mata uang Garuda dibuka menguat 80 poin atau 0,5% ke level Rp15.800 per dolar AS. Sebelumnya, spot sudah ditutup naik 370 poin atau 2,28% di posisi Rp15.880 per dolar AS sebelum libur Paskah kemarin.
“Pernyataan IMF bahwa Indonesia salah satu negara di Asia yang akan tahan terhadap resesi akibat pandemi COVID-19 mengakibatkan pasar kembali sehingga arus modal asing berpotensi akan kembali masuk ke pasar dalam negeri,” tutur Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, dilansir Bisnis. “Selain itu, rencana pemerintah untuk menerbitkan tiga surat utang global senilai 4,3 miliar dolar AS dan dengan tenor terpanjang 50 tahun juga direspon positif oleh pasar.”
Menurut Ibrahim, pernyataan, baik oleh IMF maupun pemerintah, membawa angin segar bagi perekonomian dalam negeri dan semua tahu bahwa fundamental ekonomi cukup bagus. Karena itu, ia pun cukup yakin bahwa rupiah pada perdagangan hari ini akan diperdagangkan menguat di level Rp15.700 hingga Rp16.000 per dolar AS.
Hampir senada, Head of Economics Research Pefindo, Fikri C. Permana, seperti dikutip Kontan, mengatakan bahwa masuknya aliran dana asing melalui pandemic bond turut mendorong penguatan rupiah. Meski begitu, perkembangan sebaran virus corona akan tetap menjadi sorotan dari pelaku pasar. “Sebab, ini bisa berdampak pada dolar AS dan harga minyak global,” ujar Fikri.
Sementara itu, analis Monex Investindo Futures, Faisyal, menambahkan bahwa hasil pertemuan OPEC+ yang menghasilkan keputusan akan memangkas produksi minyak dunia juga akan menjadi sentimen positif. Pasalnya, ini akan memicu pelaku pasar berani beralih ke aset yang lebih berisiko termasuk rupiah. Ia pun memperkirakan spot bergulir di kisaran Rp15.750 hingga Rp16.1000 per dolar AS.