Rupiah harus berbalik merosot pada perdagangan Selasa (24/7) pagi ketika indeks dolar AS mencatatkan rebound. Menurut paparan The Wall Street Journal pada pukul 08.27 WIB, mata uang Garuda terpantau melemah 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.530 per dolar AS, sedangkan Yahoo Finance mencatat spot turun 40 poin atau 0,28% menuju posisi Rp14.523 per dolar AS.
Sementara itu, dari pasar global, indeks dolar AS berhasil menguat 0,156 poin atau 0,17% menuju level 94,632 pada pukul 06.04 WIB, setelah kemarin sempat bergerak lebih rendah. Penguatan greenback didorong kenaikan yang dialami imbal hasil Treasury AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed meski sebelumnya ada kritik dari Presiden AS, Donald Trump.
Diberitakan Reuters, kenaikan dolar AS yang relatif kecil dibandingkan lompatan imbal hasil Treasury AS jangka panjang mencerminkan kekhawatiran investor terhadap komentar Trump pada akhir pekan lalu. Seperti diketahui, dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Trump menuturkan bahwa greenback yang terlalu kuat dan pengetatan kebijakan The Fed bisa merugikan ekonomi negaranya.
“Setelah dolar AS mengalami koreksi dan pijakan domestik tidak cukup kuat, maka penguatan rupiah tidak berlangsung lama,” tutur analis Asia Tradepoints Futures, Andri Hardianto, dikutip Kontan. “Kawasan regional juga memengaruhi pergerakan mata uang domestik, dengan depresiasi yuan China berimbas pada mata uang Asia.”
Andri menambahkan, fokus pelaku pasar minggu ini adalah menunggu data durable goods dan pertumbuhan ekonomi AS. Melihat proyeksi data tersebut yang lebih tinggi daripada data sebelumnya, membuat dolar AS berpotensi menguat dan rupiah pun akan melemah. “Hari ini, rupiah masih cenderung melemah dan bergerak di rentang Rp14.460 hingga Rp14.500 per dolar AS,” katanya.
Di sisi lain, penguatan dolar AS juga membuat harga minyak dunia kembali menuju tren penurunan. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September terpantau melemah 0,04% menuju level 67,86 dolar AS per barel pada pukul 06.32 WIB, sedangkan harga minyak Brent kontrak September turun 0,0,1% ke posisi 73,06 dolar AS per barel.