JAKARTA – Rupiah mampu membalikkan posisi ke zona hijau pada perdagangan Selasa (4/2) sore, ketika mayoritas mata uang di Asia bergerak rebound seiring bursa saham China yang mulai pulih di tengah wabah virus corona. Menurut catatan Bloomberg Index pada pukul 15.59 WIB, spot berakhir menguat 27 poin atau 0,2% ke level Rp13.715 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Indonesia siang tadi menetapkan kurs tengah berada di posisi Rp13.760 per dolar AS, melemah 34 poin atau 0,25% dari perdagangan sebelumnya di level Rp13.726 per dolar AS. Di saat yang bersamaan, mayoritas mata uang Asia mampu menguat terhadap greenback, dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,65% dialami won Korea Selatan.
Dikutip dari Bloomberg, mata uang Benua Kuning berbalik naik pada hari Selasa, ketika bursa saham China tampaknya mulai pulih setelah melorot tajam pada sesi sebelumnya. Otoritas Negeri Panda menyuntikkan uang tunai paling banyak dalam satu tahun terakhir dan menetapkan kurs yuan harian lebih tinggi dari level 7 per dolar AS demi mendukung pasar keuangan akibat wabah virus corona.
Mingze Wu, pedagang valas di Intl Asia, menuturkan bahwa optimisme saham China tampaknya pulih dan memberikan dukungan untuk valas di Asia. Sementara, Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ di Singapura, mengatakan bahwa penguatan yuan hari ini lebih kuat dari yang diharapkan dan menunjukkan bahwa pihak berwenang ingin mengendalikan laju kelemahan mata uang.
Dari pasar global, seiring dengan kurs Asia, indeks dolar AS berhasil mempertahankan posisi di zona hijau pada hari ini, setelah survei manufaktur AS menunjukkan pemulihan yang mengejutkan. Mata uang Paman Sam terpantau menguat tipis 0,011 poin atau 0,01% ke level 97,811 pada pukul 12.23 WIB, melanjutkan tren positif di sesi sebelumnya.
Dilansir Reuters, penguatan dolar AS didorong laporan oleh Institute for Supply Management (ISM) yang mengatakan bahwa aktivitas pabrik AS secara tak terduga rebound pada Januari 2020 setelah berkontraksi selama lima bulan berturut-turut di tengah lonjakan pesanan baru. Laporan tersebut menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat menjadi 50,9 pada bulan lalu, sekaligus level tertinggi sejak Juli 2019.