JAKARTA – Meski tidak terlalu banyak bergerak, rupiah tetap mampu bertahan di teritori hijau pada perdagangan Selasa (17/12) sore, ketika aset risiko lebih diminati di tengah minimnya aktivitas pasar yang cenderung sepi menjelang liburan akhir tahun. Menurut catatan Bloomberg Index pada pukul 15.59 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat 13 poin atau 0,1% ke level Rp13.997 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Indonesia siang tadi menetapkan kurs tengah berada di posisi Rp14.018 per dolar AS, melemah 14 poin atau 0,1% dari perdagangan sebelumnya di level Rp14.004 per dolar AS. Di saat yang hampir bersamaan, mayoritas mata uang Asia sanggup mengungguli greenback, dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,66% menghampiri won Korea Selatan.
Dari pasar global, indeks dolar AS juga mampu bergerak naik tipis pada hari Selasa, ketika aset berisiko semakin diminati seiring dengan kondisi yang kian membaik, termasuk tensi dagang antara AS dan China. Mata uang Paman Sam terpantau menguat 0,051 poin atau 0,05% ke level 97,070 pada pukul 12.02 WIB, membalikkan pelemahan di sesi sebelumnya.
Diberitakan Reuters, mata uang utama lainnya terpantau bergerak terbatas karena investor mencari lebih banyak rincian terkait kesepakatan perdagangan sementara Amerika Serikat dan China yang diumumkan pada pekan lalu. Kesepakatan telah secara luas membatasi mata uang safe haven, seperti yen Jepang, dan mendukung mata uang sensitif risiko.
“Ada beberapa skeptisisme, tetapi secara keseluruhan, kesepakatan itu cenderung mengangkat sentimen perusahaan,” ujar manajer umum bersama perdagangan di Sumitomo Mitsui Bank, Masaru Ishibashi. “Meskipun kita mungkin tidak melihat pergerakan pasar yang ramai dalam beberapa minggu mendatang karena musim liburan, kita cenderung melihat kenaikan bertahap dalam aset berisiko.”
Di Benua Eropa, pound sterling harus turun setelah muncul laporan bahwa Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mencari garis keras pada periode transisi Inggris setelah Brexit. Withdrawal Agreement Bill yang direvisi Johnson akan mengharuskan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada 31 Desember tahun depan, demikian penyiar UK ITV melaporkan pada hari Senin (16/12) waktu setempat.