Jakarta – Hari ini, Jumat (9/9) rupiah mengawali perdagangan dengan pelemahan 25 poin atau 0,19% ke Rp 13.088 per dolar AS. Sebelumnya mata uang garuda ditutup terapresiasi 22 poin atau 0,17% di posisi Rp 13.063 per dolar AS usai diperdagangkan di kisaran angka Rp 13.040 hingga Rp 13.120 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengungkapkan jika saat ini pergerakan mata uang rupiah mulai terbatas.
“Sentimen positif masih akan menjaga dorongan apresiasi rupiah walaupun ruang penguatan mulai terbatas, seiring dengan kenaikan lanjutan cadangan devisa di Agustus 2016 sebesar USD 2,1 miliar menunjukkan keinginan BI untuk terus mengurangi pasokan dolar di pasar,” ujar Rangga.
Sementara itu Research and Analyst Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan jika rupiah tetap harus waspada dengan koreksi yang kemungkinan terjadi di akhir pekan ini, terutama jika dilihat dari sisi teknikal. Pasalnya, penguatan rupiah selama beberapa hari belakangan dapat memicu terjadinya profit taking.
“Kelak hasil rapat ECB juga akan berpengaruh. Jika ada pernyataan dovish yang menekan euro, USD bisa memanfaatkan kesempatan naik,” kata Putu.
Sementara itu pergerakan mata uang lain yang berada di wilayah Asia Tenggara terpantau bervariasi. Ringgit Malaysia menguat 0,43%, dolar Singapura menguat 0,04%, baht Thailand melemah 0,03%, dan peso Filipina turun 0,33%.