JAKARTA – Setelah menguat selama tiga hari beruntun, rupiah harus berbalik drop pada perdagangan Selasa (3/9) pagi. Menurut laporan Bloomberg Index, mata uang Garuda membuka transaksi dengan melemah 23 poin atau 0,16% ke level Rp14.217 per dolar AS. Sebelumnya, spot sempat berakhir naik tipis 4 poin atau 0,03% di posisi Rp14.194 per dolar AS pada Senin (2/9) kemarin.
Sementara itu, dari pasar global, indeks dolar AS terpantau bergerak lebih tinggi pada pagi ini. Mata uang Paman Sam menguat 0,294 poin atau 0,3% menuju level 99,210 pada pukul 08.21 WIB, melanjutkan tren positif di pembukaan dagang yang naik 0,164 poin atau 0,17%. Sebelumnya, greenback ditutup stagnan di posisi 98,916.
“Komentar AS dan China yang siap untuk kembali berunding dengan sikap yang lebih tenang menjadi faktor penting yang mendorong pergerakan rupiah (kemarin),” ujar analis PT Monex Investindo Futures, Ahmad Yudiawan, dilansir Bisnis. “Sentimen itu juga telah membantu untuk membuka minat pasar terhadap aset berisiko, karena ada sedikit harapan meredanya sengketa dagang AS dan China.”
Yudi menambahkan, untuk perdagangan hari ini, belum ada sentimen yang signifikan untuk menggerakkan rupiah. Karena itu, efek perundingan dagang antara AS dan China yang kembali menyeruak masih bakal memengaruhi pergerakan mata uang domestik. “Sentimen tersebut masih menjadi sentimen penopang positif bagi rupiah setelah sepekan sebelumnya sentimen ini juga mendominasi,” tutur Yudi.
Di sisi lain, ekonom Bank Pertama, Josua Pardede, mengatakan bahwa pasar Negeri Paman Sam yang libur di awal pekan ini membuat volume perdagangan cenderung minim. Inflasi Indonesia di bulan Agustus 2019 yang terbilang stabil juga dapat menyokong rupiah. Karena itu, Josua memprediksi rupiah masih berpeluang menguat sepanjang transaksi hari ini.
Namun, menurut analisis CNBC Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini tampaknya akan melemah. Tanda-tanda depresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). Pasar NDF seringkali memengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.