JAKARTA – Reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Indonesia, Joko Widodo, ternyata memberikan efek positif pada pergerakan rupiah walau tidak terlalu banyak. Sempat terpeleset ke zona merah, menurut laporan Bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda akhirnya menutup transaksi Rabu (23/12) ini dengan menguat tipis 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.200 per dolar AS.
Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia pukul 10.00 WIB tadi menetapkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi Rp14.282 per dolar AS, terdepresiasi 0,45% dari transaksi sebelumnya di level Rp14.218 per dolar AS. Di saat yang bersamaan, mayoritas mata uang Asia tidak berdaya melawan greenback, termasuk won Korsel, yuan China, ringgit Malaysia, dan rupiah.
Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan hasil perombakan atau reshuffle terhadap kabinet Indonesia Maju pada Selasa (22/12) sore kemarin. Presiden memperkenalkan enam sosok menteri baru untuk menggantikan enam menteri sebelumnya. Mereka yang harus lengser antara lain Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan), Wishnutama (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Fachrul Razi (Menteri Agama), dan Agus Suparmanto (Menteri Perdagangan).
“Reshuffle kabinet mungkin bisa memberikan sentimen positif ke pasar dan mendukung penguatan rupiah,” papar Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, pagi tadi, dilansir dari Kompas. “Sentimen negatif varian baru virus corona masih membayangi pergerakan harga aset berisiko. Namun, dampak negatifnya mulai berkurang. Beberapa harga aset berisiko mulai menguat. Sebagian nilai tukar emerging market juga terlihat menguat terhadap dolar AS.”
Dari pasar global, indeks dolar AS harus terkapar di hadapan sejumlah mata uang utama pada hari Rabu, setelah Kongres AS menyepakati paket stimulus jumbo sebesar hampir 900 miliar dolar AS, yang sudah dinanti-nantikan investor. Mata uang Paman Sam terpantau melemah 0,285 poin atau 0,31% ke level 90,369 pada pukul 14.50 WIB.
Seperti diberitakan Reuters, Kongres AS meloloskan paket bantuan COVID-19 senilai 892 miliar dolar AS pada Selasa malam waktu setempat. Sebelumnya, pembicaraan stimulus fiskal selalu tertutupi oleh ancaman Presiden Donald Trump, dengan mengatakan itu harus diubah untuk meningkatkan jumlah dalam pemeriksaan stimulus. “Saya tidak tahu seberapa besar sikap Trump ini atau apakah dia benar-benar menuntut perubahan,” kata ahli strategi mata uang senior di Barclays Capital, Shinichiro Kadota.