Jakarta – Pada perdagangan hari ini, Rabu (7/12) nilai tukar rupiah dibuka menguat 31 poin atau 0,23 persen ke Rp 13.339 per dolar AS. Kemudian rupiah melanjutkan penguatannya sebesar 21 point atau 0,16 persen ke posisi Rp 13.349 pada pukul 08.03 WIB.
Sementara itu indeks dolar Amerika Serikat berakhir menguat pada perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, yakni sebesar 0,40 persen ke level 100,49. Indeks dolar terpantau menguat ketika mata uang euro dan pound sterling tergelincir ke level terendah.
Sebelumnya, rupiah berakhir menguat 0,52 persen atau 70 pon ke Rp 13.370 per dolar AS pada Selasa (6/12) kemarin setelah diperdagangkan pada rentang angka Rp 13.340 sampai Rp 13.424 per dolar AS.
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian mengungkapkan jika rupiah menguat seiring masuknya kembali modal asing ke pasar obligasi. “Masih story (seperti kemarin),” ujar Fakhrul. Fakhrul mengatakan, aliran dana ke pasar obligasi mulai kembali sejak sepekan belakangan. Masuknya dana ke pasar obligasi terjadi ketika pasar menilai yield SUN Indonesia telah atraktif. “Pasar sudah fairly valued kemungkinan kenaikan Fed Rate di Desember ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan jika mata uang Garuda berpotensi melemah hari ini setelah adanya penguatan indeks dolar AS dan jatuhnya harga minyak. Menurut Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, pelemahan euro menjelang pertemuan ECB pada Kamis depan juga turut menyokong penguatan dolar AS. Pagi ini pasar juga menanti cadangan devisa China yang diprediksi turun setelah melemahnya yuan sepanjang bulan lalu.
“Hari ini rupiah bisa melemah merespon penguatan dollar index dan pelemahan harga minyak malam tadi walaupun aliran dana asing yang masih cukup besar, terutama ke pasar obligasi, bisa menjaga sentimen penguatan rupiah hingga akhir tahun,” tandas Rangga Cipta.