Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 15 poin ke posisi Rp14.617,5 per dolar AS di awal perdagangan pagi hari ini, Kamis (22/10). Kemudian, rupiah lanjut menguat 12,5 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.620/USD. Kemarin, Rabu (21/10), kurs mata uang Garuda berakhir terapresiasi 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.632,5 per USD.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB, indeks dolar AS turun 0,49 persen jadi 92,6082, mencapai level terendah 7 pekan sejak 2 September 2020.
Anjloknya dolar AS ini terjadi usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi meningkatkan ekspektasi untuk paket stimulus fiskal yang besar, mendorong pelaku pasar untuk meningkatkan spekulasi terhadap mata uang berisiko. “Kami telah memasuki pasar lesu sekuler untuk dolar,” ujar Axel Merk, presiden dan manajer portofolio di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California, seperti dilansir Reuters melalui Antara.
USD melemah usai Trump mengatakan bahwa dirinya bersedia menerima RUU bantuan besar walaupun ada penentangan dalam Partai Republik-nya sendiri. “Dolar AS melemah secara luas sebagai reaksi terhadap berita tersebut saat Ketua DPR AS Nancy Pelosi memberi harapan pasar pada kemungkinan kesepakatan masih minggu ini dan dengan demikian menjelang pemilihan presiden AS, menyusul pembicaraan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin,” papar Thu Lan Nguyen, analis di Commerzbank Research.
“Fakta bahwa ini adalah pelemahan umum dolar AS daripada pengambilan risiko (risk-on) diilustrasikan oleh depresiasi dolar AS secara signifikan bahkan terhadap yen,” imbuhnya.
Sedangkan dari dalam negeri, arus dana masuk ke Indonesia yang positif rupanya mampu menopang posisi rupiah di pasar spot dan berpotensi untuk lanjut menguat pada perdagangan hari ini. “Positifnya inflow yang berlanjut di pasar, dan mendorong penguatan rupiah kembali,” kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, seperti dikutip Kontan.
Reny menambahkan, prospek yang baik di pasar obligasi Indonesia telah diindikasikan dengan penurunan yield surat utang. Oleh sebab itu, inflow diperkirakan masih akan berlanjut ke depan. “Sentimen terkait perkembangan stimulus AS juga turut melengkapi penguatan rupiah untuk perdagangan Kamis (22/10),” tandasnya.