JAKARTA – Rupiah mampu menguat tipis pada perdagangan Senin (26/10) pagi ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang PSBB transisi. Menurut data Bloomberg Index pada pukul 09.03 WIB, mata uang Garuda naik 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.655 per dolar AS. Sebelumnya spot berakhir di posisi Rp14.660 per dolar AS pada Jumat (23/10) kemarin.
“Pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang Oktober 2020 cenderung menguat hingga 1,5% dibandingkan dengan akhir September 2020,” tutur Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, seperti disalin dari Bisnis. “Kendati demikian, rupiah masih terdepresiasi 5,4% dan diperdagangkan dengan kisaran Rp14.650 hingga Rp14.700 per dolar AS.”
Menurut Josua, penguatan mata uang domestik didukung oleh membaiknya risiko sentimen di pasar keuangan negara berkembang. Kondisi itu ditopang oleh optimisme kesepakatan tambahan stimulus fiskal AS di parlemen. “Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah ditopang fundamental ekonomi Indonesia yang positif. Dengan demikian, investor asing kembali masuk,” sambung Josua.
Senada, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, menuturkan bahwa kenaikan realisasi investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal III 2020 menjadi angin segar bagi ekonomi domestik. Kenaikan nilai realisasi investasi yang masuk ke Indonesia diharapkan mampu mendorong ekonomi domestik tumbuh positif di kuartal keempat tahun ini.
Meski begitu, pergerakan rupiah dapat terancam setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang PSBB transisi. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengancam dapat menerapkan kembali kebijakan rem darurat (emergency brake), yang artinya bisa menghentikan seluruh kegiatan yang sudah dibuka jika terjadi peningkatan penularan COVID-19 yang mengkhawatirkan.
Selama dua pekan PSBB transisi, dilansir CNN Indonesia, Anies mengklaim jika penyebaran kasus positif di Jakarta cenderung melandai. Menurut dia, rata-rata kasus positif terakhir berada di angka 9,9%, dengan rasio test 5,8 per seribu penduduk per minggu. Meski diklaim melandai, penularan kasus positif virus corona di Jakarta masih belum terbendung. Berdasarkan data Pemprov DKI per Minggu (25/10), jumlah kasus di Jakarta sudah menembus angka 100.991 kasus.