Jakarta – Kurs rupiah dibuka melemah 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp 14.630 per dolar AS di awal perdagangan pagi hari ini, Rabu (29/8). Kemarin, Selasa (28/8), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 14.626 per USD setelah diperdagangkan pada kisaran angka Rp 14.510 hingga Rp 14.610 per dolar AS.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau diperdagangkan bervariasi. Pada Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS melemah 0,07 persen menjadi 94,71 lantaran para pelaku pasar saat ini tengah mencerna berbagai data ekonomi Amerika Serikat yang baru saja dirilis.
Menurut laporan terbaru, indeks kepercayaan konsumen AS pada bulan Agustus 2018 naik ke level tertinggi sejak Oktober 2000 dengan Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board yang berada di angka 133,4, naik dari perolehan Juli 2018 di angka 127,9. Kemudian Indeks Harga Rumah Nasional NSA AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller yang mencakup sembilan divisi Sensus AS juga mencatat kenaikan tahunan sebesar 6,2 persen pada Juni, turun dari 6,4 persen pada bulan sebelumnya.
Dari sektor ekonomi, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (28/8) bahwa defisit perdagangan internasional Amerika Serikat dalam barang-barang datang di 72,2 miliar dolar AS pada Juli, meningkat 4,3 miliar dolar AS dari perolehan Juni, melebihi konsensus pasar.
Di sisi lain, kurs rupiah kembali melemah karena menurut analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri sentimen positif, terutama dari dalam negeri masih minim. “Jelang akhir bulan data ekonomi domestik memang minim, lalu pelaku pasar juga masih mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed pasca pidato Gubernur Jerome Powell akhir pekan lalu,” kata Reny, seperti dilansir Kontan.
Lebih lanjut Reny menuturkan jika rupiah sempat menguat karena pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II akan direvisi turun dari 4,1 persen menjadi 4 persen. “Tapi pertumbuhan ekonomi 4% itu tetap tinggi dan jauh lebih baik ketimbang Eropa, misalnya,” bebernya. Reny memprediksi jika hari ini rupiah akan kembali mengalami koreksi tipis apabila data kepercayaan konsumen AS dari The Conference Board menunjukkan perolehan yang positif.