Serbuk gergaji hasil pemotongan kayu mungkin selama ini banyak dianggap sebagai limbah yang tak berguna. Padahal, di luar sana masih banyak yang membutuhkan serbuk kayu untuk kemudian diolah atau digunakan lagi untuk berbagai keperluan. Misalnya saja diolah menjadi bahan baku pupuk untuk menyuburkan tanaman, diolah jadi kerajinan tangan, bahan campuran pembuatan papan partikel, hingga untuk alas tidur hewan ternak, reptil, maupun kandang hamster. Harga serbuk gergaji sendiri variatif, biasanya dijual per 100 gram, 500 gram, 1 kg, hingga per karung.
Adapun harga serbuk gergaji yang menyimpan beragam manfaat ini berkisar mulai Rp25 ribu per karung 5 kilogram. Ada juga yang menjual serbuk gergaji kayu wood pellet karungan isi 25 kg seharga Rp130 ribu sampai Rp160 ribuan per karung. Harga serbuk gergaji per karung di setiap tempat bisa saja berbeda-beda.
Limbah serbuk gergaji sebelumnya memang dianggap menimbulkan banyak masalah dalam penanganannya. Pasalnya, bila dibiarkan membusuk, ditumpuk, dan dibakar, maka berpotensi menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan. Oleh sebab itu, serbuk gergaji mulai diolah untuk berbagai keperluan dengan teknologi yang aplikatif. Bahkan di dunia pertanian pun limbah serbuk kayu digunakan sebagai mulsa untuk budidaya aneka komoditas jamur konsumsi.
Salah satu pekerja pengolahan kayu di Jalan Lintas Sumatera, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung bernama Sukarman mengaku rutin menyuplai serbuk gergaji, serabut kelapa, dan jerami padi untuk salah satu perusahaan penggemukan sapi.
“Serbuk gergaji dan serabut kelapa dibutuhkan perusahaan sebagai kasur atau bantalan tempat tidur ternak sapi sehingga permintaan limbah serbuk gergaji terus berkelanjutan karena diganti setiap beberapa bulan sekali,” jelas Sukarman, seperti dilansir Cendananews.
Sukarman bersama para pekerja lepas lainnya biasa mencari serbuk gergaji ke sejumlah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Tak hanya memberi penghasilan tambahan untuk pemilik serbuk gergaji, para pekerja pun memperoleh penghasilan dari upah harian mengangkut serbuk gergaji tersebut. Bahkan tahun 2017 lalu saja upah pekerja yang terlibat dalam proses muat dan bongkar bisa mencapai Rp75 ribu.