Jakarta – Sejalan dengan membaiknya harga minyak dunia, Rupiah dibuka menguat mengawali perdagangan pagi ini (21/1). Dicatatkan oleh Indeks Dolar Bloomberg, Rupiah langsung melejit 50 poin (0,36%) ke level Rp 13.914/USD dari posisi penutupan kemarin di level Rp 13.964/USD.
Seperti diketahui, Rupiah perlahan terangkat beriringan dengan meningkatnya harga minyak dunia. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diketahui menguat 1,09% hingga diperdagangkan pada harga USD28,66 perbarel, sedangkan minyak jenis Brent kini dihargai USD28,21 per barel setelah naik 1,18%.
Sebelumnya, pergerakan Rupiah tampak lesu di sepanjang perdagangan hari Rabu kemarin (20/1). Rupiah bersama mayoritas mata uang asia tenggara lainnya tak mampu berpaling dari zona merah setelah IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Hasilnya, mata uang garuda pun ditutup melemah 112 poin atau sekitar 0,81% pada akhir perdagangan Rabu sore.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyatakan, Rupiah masih sangat rentan terhadap pelemahan jika tidak ada intervensi berarti dari para pelaku pasar.
“Apalagi jika melihat laju Yuan yang masih melemah dan laju USD yang tetap naik,” katanya dalam hasil riset yang diterima awak media, pagi ini (21/1).
Lebih lanjut, Reza mengatakan bahwa keputusan IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dibarengi dengan turunnya harga minyak hingga menyentuh level bottom membuat para investor lebih memilih untuk mengamankan aset berdenominasi USD.
“Yang membuat pelaku pasar melakukan tekanan aksi jual dan lebih memegang USD untuk mengantisipasi daripada ketidakpastian ekonomi ini sendiri untuk sementara waktu,” pungkas Reza.