Jarak (Ricinus communis) merupakan tumbuhan liar setahun (annual) yang biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, dan sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Jenis jarak ada beragam, salah satunya yang cukup menarik untuk dibudidayakan adalah jarak kepyar. Harga biji atau benih jarak kepyar cukup murah, hanya berkisar mulai Rp1.000 hingga Rp6.000-an saja.
Sementara itu, harga bibit tanaman jarak kepyar merah yang sudah mulai tumbuh daun dibanderol Rp43 ribu dan bibit tanaman jarak kepyar hijau harganya lebih murah, sekitar Rp20 ribuan. Tumbuhan satu ini dari segi batang, daun, bunga, dan buahnya disebut-sebut lebih mirip tumbuhan singkong. Sedangkan untuk buah jarak kepyar hampir mirip seperti buah rambutan kecil.
Jarak kepyar pun dinilai dapat menjadi tanaman yang prospektif di masa depan, terutama di tengah menipisnya bahan energi yang tak dapat diperbarui. Jarak kepyar adalah sumber minyak jarak yang mengandung zat ricin, sejenis racun mematikan. Manfaatnya, pohon jarak diklaim sebagai tumbuhan yang bijinya kaya asam lemak hidroksi, yakni asam ricinoleat. Asam itu pula yang membuat minyak biji jarak punya kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dapat digunakan sebagai campuran pelumas.
“Bagusnya lagi tanaman ini bisa memakai sistem tumpang sari, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menanami tanaman berupa jagung, padi, kedelai, atau kacang tanah,” kata Drs. Kaharuddin, Direktur PT Bio Indo Co Fuu Mori Melium Grup, seperti dilansir Corongrakyat.
Kaharuddin pun mencontohkan di daerah Dompu yang banyak lahan kering juga sangat cocok untuk menjadi tempat budidaya tanaman jarak kepyar. “Tanaman kepyar juga ditakuti oleh ternak seperti kerbau, sapi, kambing, dan hama berupa babi dan monyet, karena daunnya mengandung racun, sehingga binatang tidak mau memakannya,” ungkap Kaharuddin.
Menurutnya, potensi dari hasil tanaman jarak kepyar sangat bagus untuk ditanam di daerah Dompu karena jarak kepyar merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan untuk petani nantinya. “Asalkan ada kemauan atau kemampuan dari petani dari aspek teknis budidaya yang baik dan benar jangan asal tanam, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang lainnya di sela-sela tanaman jarak kepyar itu,” bebernya.