Hotel Tjimahi merupakan salah satu penginapan yang sarat akan sejarah di Kota Cimahi. Hotel bernuansa lawas ini berada di Jalan Jend. H. Amir Machmud No.465, Karangmekar, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat. Hotel ini termasuk penginapan dengan harga terjangkau yang disukai para traveler saat pelesir. Selain menawarkan nuansa klasik, lokasi Hotel Tjimahi juga cukup strategis.
Hotel Tjimahi dekat dengan beberapa pusat keramaian dan tempat menarik seperti Cimahi Mall, Stasiun Cimahi, Stasiun Cimindi, Taman Patung NuArt, Setrasari Plaza, dan masih banyak lagi. “Bangunan sudah ada sejak tahun 1800-an, tepatnya harus dicari lagi infonya. Awalnya hanya villa pribadi dengan taman mawar luas dan anjing peliharaan. Kemudian dibuat hotel dengan izin resmi dari pemerintah pada 1927, jadi kami pakai tahun tersebut sebagai awal mula berdiri Hotel Tjimahi,” kata Theresia Gerungan Sutamanggala, seperti dilansir Pikiranrakyat.
Meski hanya hotel kelas melati, Hotel Tjimahi menawarkan fasilitas cukup lengkap, mulai dari kamar tidur yang cukup nyaman, kolam renang, restoran, kamar mandi, area parkir yang luas, layanan kamar 24 jam, hingga air panas dan air dingin.
Adapun rate atau tarif sewa kamar di Hotel Tjimahi untuk tipe Standard Twin dibanderol mulai Rp145 ribu per malam, Deluxe Room Rp210 ribu per malam, Bungalow Rp360 ribu per malam, Family Standard Rp190 ribu per malam, dan Family Superior Rp260 ribu per malam.
Sayangnya, akomodasi yang pernah dijadikan tempat tinggal oleh beberapa tokoh terkemuka seperti keluarga Ani Yudhoyono, Kepala BNPB Doni Monardo, hingga Raymond Westerling ini kabarnya akan dijual karena biaya operasional yang cukup besar. “Justru ini yang miris banget, kita saat ini berat (mengelola). Kayaknya harus dijual. Kalau perlindungan dari Pemkot sih belum ada,” beber Thea.
Thea menjelaskan, pemeliharaan bangunan seluas 3.300 meter persegi ini cukup berat dan tidak sebanding dengan jumlah pemasukan tiap bulannya. “Arealnya kan besar, biaya perawatan juga besar. Coba bayangkan pendapatan kami sama seperti 10 tahun yang lalu. Misal pendapatan Rp100 juta, nah sampai sekarang stagnan, tetap seperti itu,” ujarnya.