Kapsul atau tablet penambah darah ternyata termasuk salah satu suplemen yang juga penting dikonsumsi oleh para ibu hamil, terutama ibu hamil yang mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia. Saat ini ada banyak merek tablet tambah darah di pasaran, salah satunya seperti Biosanbe besutan Sanbe. Adapun harga Biosanbe di apotek sekitar Rp14.190 per strip isi 10 tablet.
Suplemen ini diklaim bermanfaat untuk mengatasi defisiensi atau kekurangan zat besi (Fe) serta mengatasi anemia pada ibu hamil, terutama pada kehamilan trimester I dan II, wanita yang sedang dalam masa nifas atau menyusui, anemia pada masa pertumbuhan, wanita pada masa haid atau akibat pendarahan, sedang dalam masa penyembuhan, orang usia lanjut, hingga orang yang kekurangan gizi. Biosanbe dapati dikonsumsi dengan dosis 1 kali sehari sebanyak 1 tablet saat atau sesudah makan.
Dalam Biosanbe mengandung komposisi beberapa zat seperti Fe gluconate 250 mg, manganese sulfate 200 mcg, copper sulfate 200 mcg, vit C 50 mg, folic acid 1 mg, cyanocobalamin dengan faktor intrinsik 7,5 mcg, sorbitol 25 mg. Meskipun harga tablet penambah darah seperti Biosanbe umumnya relatif murah, ternyata masih banyak ibu hamil anemia yang belum mengetahui perlunya minum tablet tambah darah. Konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil anemia dapat mencegah anak lahir stunting.
“Tablet tambah darah ini termasuk suplemen tambahan. Tapi kesadaran minum tablet tambah darah yang erat berhubungan dengan janin masih rendah. Kebanyakan mereka enggak tahu soal tablet tambah darah. Makanya, kami gencar memberitahu soal tablet tersebut,” ujar Country Director Nutrition International (NI) Sri Kusyuniati, seperti dilansir Liputan6.
Menurut Kusyuniati, guna memastikan ibu hamil anemia meminum tablet penambah darah juga perlu dilakukan pencatatan yang baik di fasilitas kesehatan (faskes). “Soal pencatatan, misalnya. Ibu hamil kan harus dimonitoring. Dari 90 tablet tambah darah yang diminum, berapa tablet yang sudah diminum. Pencatatan itu tidak ada di puskesmas. Artinya, tenaga kesehatan di sana, tidak semua dilatih mencatat,” papar Kusyuniati.