JAKARTA – Sentimen domestik menyokong pergerakan rupiah ketika membuka perdagangan Senin (28/1) ini. Seperti dipaparkan Bloomberg Index, mata uang Garuda mengawali transaksi dengan menguat 58 poin atau 0,41% ke level Rp14.035 per dolar AS. Sebelumnya, spot sudah ditutup naik 77 poin atau 0,54% di posisi Rp14.093 per dolar AS pada akhir pekan (25/1) kemarin.
Dilansir Bisnis, rupiah setidaknya menguat 0,6% sepanjang pekan lalu setelah pemerintah berupaya untuk melonggarkan peraturan guna meningkatkan ekspor. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mengurangi persyaratan ekspor sejumlah komoditas, di antaranya minyak, mineral, batu bara, dan minyak kelapa sawit.
Sebelumnya pemerintah menyiapkan beleid turunan dalam Peraturan Menteri Keuangan untuk mengatur insentif pelaksanaan penempatan devisa hasil ekspor Sumber Daya Alam. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, mengungkapkan, aturan turunan tersebut rencananya segera terbit dalam sepekan ke depan.
“Ada beberapa pelonggaran lagi di dalamnya,” tuturnya setelah rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Kamis (24/1) kemarin. “Misalnya, depositonya diperpanjang atau berpindah dari satu bank ke bank lain selama masih berada di dalam negeri boleh mendapat fasilitas yang sama.”
Sementara itu, kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini diprediksi bakal kembali menguat. Hal ini didorong dari adanya sentimen yang melemahkan laju dolar AS. Pasar menduga, The Fed akan mengeluarkan kebijakan yang lebih longgar seperti penghentian program pengurangan kepemilikan obligasi di bank sentral AS.
Di sisi lain, analis Monex Investindo, Faisyal, mengatakan sebetulnya masih ada potensi penguatan rupiah di perdagangan hari ini. Hanya saja, penguatannya diprediksi terbatas. Sebab, seluruh pelaku pasar mengantisipasi pertemuan antara AS dan China yang akan berlangsung 30 hingga 31 Januari mendatang. “Rupiah mungkin akan bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.710 per dolar AS,” katanya, dilansir CNN.