JAKARTA – Rupiah kembali harus menerima nasib terkapar di zona merah pada perdagangan Kamis (25/3) sore, ketika nilai tukar greenback terus bergerak naik memanfaatkan pelemahan euro yang disebabkan gelombang ketiga COVID-19. Menurut paparan Bloomberg Index pada pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir melemah tipis 1,5 poin atau 0,01% ke level Rp14.426,5 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia pukul 10.00 WIB, kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi Rp14.464 per dolar AS, terdepresiasi 9 poin atau 0,06% dari transaksi sebelumnya di level Rp14.455 per dolar AS. Di saat yang bersamaan, mayoritas mata uang Asia juga tidak berdaya melawan greenback, termasuk yen Jepang, baht Thailand, dan dolar Taiwan.
Pelemahan mata uang Benua Kuning tidak terlepas dari kedigdayaan dolar AS yang mencapai level tertinggi empat bulan terhadap euro pada hari Kamis, karena respon pandemi di AS terus melampaui Eropa, yang harus memperpanjang lockdown dan menunda peluncuran vaksin. Mata uang Paman Sam terpantau menguat 0,020 poin atau 0,02% ke level 92,548 pada pukul 11.11 WIB.
Seperti diwartakan Reuters, greenback sebagai aset safe-haven mampu bergerak lebih kuat setelah reli dua hari di tengah sejumlah kekhawatiran, mulai dari gelombang COVID-19 ketiga di Eropa, potensi kenaikan pajak AS, hingga momok inflasi yang persisten. Bahkan, seruan Jerman untuk melonggarkan lockdown selama periode Paskah tidak banyak membangun kepercayaan pada prospek ekonomi Eropa, malah menambah ketidakpuasan penanganan pandemi oleh Kanselir Angela Merkel.
“Titik lemah di Eropa tetap di sekitar peluncuran vaksin di tengah meningkatnya kasus virus baru dan pengetatan pembatasan, yang kemungkinan berarti percepatan yang di kuartal kedua mungkin harus didorong mundur,” papar direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank, Tapas Strickland. “Narasi tentang (ekonomi) AS yang mengungguli Eropa di kuartal mendatang tetap ada.”
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, dan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan kepercayaan mereka pada pemulihan AS di depan Kongres pada hari Rabu (24/3) waktu setempat. Yellen berujar bahwa dia terbuka untuk bank yang membeli kembali saham dan membayar dividen, sebuah pandangan terbaru yang menunjukkan kepercayaannya pada perekonomian.