Induksi persalinan sampai saat ini masih dianggap menyeramkan oleh sebagian besar ibu hamil yang hendak melahirkan. Kabarnya, kelahiran dengan proses induksi cenderung lebih sakit. Apabila proses persalinan membutuhkan induksi, maka sang ibu umumnya akan dikenai biaya tambahan di luar obat-obatan dan juga kamar untuk rawat inap.
Induksi persalinan dilakukan lantaran kehamilan telah masuk tempo, bahkan lebih dari 9 bulan (lebih 42 minggu). Prosedur ini juga dilaksanakan dengan pertimbangan faktor kesehatan ibu, misalnya infeksi serius atau menderita diabetes, ukuran janin terlalu kecil, membran ketuban pecah sebelum tanda awal persalinan, hingga karena plasenta keluar terlebih dahulu sebelum bayi.
Menurut Dr Ali Sungkar, Sp.OG, Subbagian Fetomaternal Bagian Kebidanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, tindakan induksi harus mempunyai kriteria klinis. Induksi sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan minimal 39 minggu. Pasalnya, pada usia 38 sampai 42 minggu merupakan masa cukup bulan bagi bayi untuk dilahirkan. “Selain itu, mulut rahim harus telah matang dan posisi bayi sudah di rongga panggul,” terang Dokter Ali, seperti dilansir Tempo.
Mulut rahim dikatakan matang apabila permukaan mulai lunak dan arahnya ke depan. Meski demikian, metode induksi persalinan disebut tidak menjamin keberhasilan. “Ada sekitar 20 persen yang gagal,” tuturnya.
Proses induksi persalinan terdiri dari dua cara, yakni secara kimia dan mekanik. Secara substansi, kedua cara ini dilakukan untuk membuang zat prostaglandin yang membuat otot rahim berkontraksi. Jika secara kimia, sang ibu akan diberi obat-obatan khusus dengan cara diminum, dimasukkan ke vagina, diinfus, dan disemprotkan pada hidung. Sedangkan untuk cara mekanik dilakukan dengan metode vibrator, stripping, serta memecahkan ketuban.
Biaya induksi melahirkan di sejumlah rumah sakit bisa sangat variatif. Sebagai contoh, di Siloam Hospitals Yogyakarta dikenai tarif mulai dari Rp225 ribu, kemudian di RS Sitti Khadijah III Makassar biayanya mulai Rp5,9 juta, dan di RSIA Annisa Pekanbaru mulai Rp3,6 juta.
Meskipun proses induksi mempunyai sejumlah risiko untuk ibu dan bayi, metode ini disebut sebagai jalan keluar untuk menghindari komplikasi lebih berbahaya serta memudahkan keluarnya bayi dari rahim menjadi normal.