Jakarta – Rupiah membuka perdagangan hari ini, Rabu (16/11) dengan penguatan tipis sebesar 0,01 persen atau 1 poin ke level Rp 13.368 per dolar AS. Selang beberapa detik kemudian, rupiah menguat 0,10 persen atau 13 poin ke Rp 13.356 per dolar AS. Mata uang Garuda menguat ketika respons pasar terhadap kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat mulai reda.
Sebelumnya, Selasa (15/11), rupiah berakhir menguat 6 poin atau 0,04 persen ke Rp 13.369 per dolar AS usai diperdagangkan pada rentang angka Rp 13.283 hingga Rp 13.395 per dolar AS.
Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan jika volatilitas mata uang negara berkembang akan terbantu oleh redanya kondisi pasar global walaupun indeks dolar masih bertengger di level 100. “Meredanya shock di pasar global, berpeluang mengoreksi pelemahan tajam kurs mayoritas negara berkembang,” ujar Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, Rabu (16/11).
Hari ini, pergerakan rupiah akan dipengaruhi pertemuan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan juga harga minyak mentah yang mengalami lonjakan cukup signifikan. Minyak menguat usai perkiraan pemangkasan produksi oleh OPEC kembali naik karena asosiasi negara pengekspor minyak (OPEC) akan kembali menggelar pertemuan pada 30 November 2016 mendatang.
“Rupiah berpeluang mengoreksi depresiasinya hari ini walaupun secara umum tekanan eksternal terjaga. Fokus juga tertuju pada keputusan gelar perkara kasus Ahok pada hari ini,” imbuh Rangga.
Meski demikian, Research & Analyst Cerdas Indonesia Berjangka, Suluh Adil Wicaksono memperkirakan jika kurs rupiah hari ini berpotensi melemah karena para investor sedang menanti hasil rapat dewan gubernur BI.