Euphoria penguatan Dolar Amerika Serikat secara global tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Melalui prediksi analis Bank sentral Indonesia, diketahui bahwa Dolar Amerika akan terus menjadi lebih agresif dalam strategi akumulasi cadangan untuk membangun jalur pertahanan yang kuat menjelang permintaan yang lebih kuat.
“ Tren penguatan Dolar AS ini setidaknya akan bertahan selama 6 tahun. Sedangkan posisi Rupiah sangat rentan terhadap lonjakan permintaan” Ujar Callum Henderson, Kepala peneliti valuta asing (forex) penelitian berstandar. “Mengingat bahwa hal ini (tren penguatan dolar) dimulai pada tahun 2011, maka sepertinya akan berlangsung hingga 2017 atau 2018. Menjelang kenaikan suku bunga AS, kita akan terus melihat pelemahan pada mata uang lainnya dan Indonesia tidak akan kebal dari hal itu” .
Sebagian besar mata uang Asia telah anjlok terlebih dahulu menghadapi Dolar AS minggu lalu, karena adanya pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di Amerika Serikat mendorong permintaan global. Nilai tukar rupiah ditutup pada Rp 12.196/USD pada hari Jumat (28/11), yaitu anjlok 74 basis poin dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Sedangkan hari ini (1/12), nilai tukar Rupiah masih cenderung melemah ke Rp 12.200/USD. Menurut prediksi Ju Wang, ahli strategi valas senior HSBC Bank di Hong Kong , Rupiah berpotensi melemah hingga Rp 12.600/USD pada awal tahun 2015 mendatang.