Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 125 poin ke angka Rp14.255 per dolar AS di awal perdagangan pagi hari ini, Jumat (6/11). Kemudian lanjut menguat 115 poin atau 0,80 persen ke Rp14.265/USD. Kemarin, Kamis (5/11), kurs mata uang Garuda ditutup melonjak cukup tajam sebesar 185 poin atau 1,27 persen ke posisi Rp14.380 per USD.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap enam mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB, indeks dolar AS turun 0,95 persen menjadi 92,51 lantaran lonjakan pasar saham mengurangi permintaan untuk USD dan Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
Saham-saham melambung karena taruhan pada Partai Republik akan memertahankan kendali Senat meredakan kekhawatiran terkait perubahan kebijakan besar yang bisa merugikan perusahaan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden. Pada Kamis (5/11), kandidat Demokrat Joe Biden semakin mendekati kemenangan atas Presiden Donald Trump dalam pemilihan AS yang sangat ketat.
“Investor menyukai gagasan (calon) presiden dari Demokrat dan Senat Republik yang pada dasarnya akan kembali ke keadaan normal yang stabil,” ujar Direktur Pelaksana Strategi Valas BK Asset Management, Boris Schlossberg, di New York, seperti dilansir Antara.
Dolar pun makin terperosok karena kebijakan suku bunga nol The Fed dan pembelian obligasi yang tengah berlangsung ketika The Fed bertujuan merangsang pertumbuhan usai ekonomi porak-poranda akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Sementara itu, kurs rupiah dinilai berpeluang untuk melanjutkan penguatannya pada akhir pekan karena perkembangan hasil pemilu presiden Amerika Serikat yang berpotensi untuk memenangkan Joe Biden sebagai pengganti Donald Trump. “Untuk itu, penguatan rupiah bakal didominasi sentimen eksternal,” ujar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, seperti dikutip dari Kontan.
Ibrahim menambahkan, rilis angka pertumbuhan ekonomi telah diperkirakan sebelumnya. Oleh sebab itu, para pelaku pasar tak terlalu kaget mendengarnya, atau bahkan telah mengantisipasi hal tersebut. Potensi kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS yang baru pun tampaknya direspons positif oleh pasar. “Faktor-faktor penguatan rupiah datang dari capital inflow yang masih berlanjut masuk ke pasar domestik,” imbuh Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri.