Setelah bergerak flat dengan kecenderungan melemah sepanjang hari, rupiah akhirnya mampu menutup perdagangan Selasa (4/10) ini dengan penguatan. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 15.59 WIB, mata uang Garuda berhasil ditutup di zona hijau dengan menguat tipis 5 poin atau 0,04% ke Rp12.978 per dolar AS.
Rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan pelemahan tipis 4 poin atau 0,03% ke level Rp12.987 per dolar AS. Kemudian, pada siang hari pukul 13.43 WIB, spot masih bergerak flat dengan terdepresiasi 2 poin atau 0,02% ke posisi Rp12.985 per dolar AS. Jelang tutup dagang atau pukul 15.43 WIB, mata uang Garuda kembali melemah 4 poin. Namun, spot mampu bangkit dan akhirnya ditutup di teritori positif.
Menurut VP of Market Research FXTM, Jameel Ahmad, pergerakan rupiah yang cukup bergairah akibat beberapa sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun faktor global. “Komentar Deputi Gubernur Bank Indonesia yang menyatakan bahwa laju rupiah memiliki penguatan lebih dalam lagi mengakibatkan minat beli,” jelas Jameel.
Di samping itu, ditambahkan Jameel, katalis dalam negeri datang dari hasil positif yang diraih program tax amnesty. Menurut data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, penerimaan program amnesti pajak periode pertama mencapai Rp97,2 triliun. Sementara, deklarasi harta mencapai Rp4.500 triliun.
“Dari faktor global, adanya penurunan minat pelaku pasar terhadap mata uang pound sterling membuat mata uang Britania Raya itu melemah hampir tiga bulan,” sambungnya. “Kemudian, ketidakpastian kebijakan suku bunga AS di akhir 2016 juga mendukung aset pasar berkembang, termasuk rupiah.”
Sementara itu, Research and Analyst Garuda Berjangka, Sri Wahyudi, menambahkan bahwa pasar kini menilai positif fundamental ekonomi Indonesia berkat kesuksesan program tax amnesty. “Namun, penguatan rupiah memang terbatas seiring indeks manufaktur AS yang diumumkan membaik,” kata Wahyu.